KLATEN – Memasuki musim hujan, masyarakat Klaten diminta waspada terhadap potensi angin kencang. Oleh karenanya warga diminta memantau kondisi pepohonan disekitar perumahan, yang berpotensi ambruk.
Hal itu disampaikan Komandan SAR (Search And Rescue) Klaten Pandu Wirabangsa, Selasa (10/11) di sela sela upacara Hari Pahlawan. Menurutnya, berdasarkan pengalaman operasi yang dilakukan oleh SAR, semua wilayah di Klaten berpotensi akan angin kencang yang datang bersamaan dengan awal musim penghujan.
“Sejarah memberikan pengalaman yang berharga. Hujan pertama selalu disertai dengan angin,” ucapnya.
Menurutnya, untuk potensi hempasan angin yang datang bersamaan dengan hujan hampir merata di wilayah Klaten yang memiliki 26 kecamatan itu. Oleh karenanya ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kejadian pohon tumbang.
Ia mengatakan, langkah yang bisa diambil oleh warga adalah dengan memangkas pokok pohon yang dapat mengancam rumah-rumah. Hal itu tentu saja memerhatikan usia dan fisik pohon. Pandu mengatakan, kewaspadaan terhadap bencana perlu dibangun untuk menghindari jatuhnya korban dan meminimalisir kerugian material.
Selain angin kencang, Komandan SAR Klaten juga mengingatkan tentang potensi musibah banjir dan longsor. Untuk banjir, ia mengatakan salah satu sebabnya adalah meluapnya Sungai Dengkeng dan anak sungainya. Pandu menjelaskan, alur sungai di klaten bermuara di sungai Dengkeng yang mengalir ke Bengawan Solo.
“Secara umum banjir di Klaten terjadi ketika aliran air dari Sungai Dengkeng tidak bisa memasuki Bengawan Solo. Karena hal itu, maka aliran yang ada pada anak-anak sungai Dengkeng menjadi penuh dan meluap,” katanya.
Berdasarkan data, daerah-daerah yang rawan akan banjir diantaranya Kecamatan Cawas, Karangdowo, Bayat dan Gantiwarno.
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Komandan Bidang Operasional SAR Klaten, Irwan Santosa mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan relawan maupun potensi SAR yang ada di wilayah Klaten.
“Akhir pekan lalu kita adakan rapat koordinasi dalam rangka persiapan operasi siaga musim penghujan 2015/2016, yang intinya untuk menyatukan gerak dan menyatukan visi terutama potensi SAR,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kesatuan gerak dan visi tersebut berkaitan dengan tugas dalam melaksanakan operasi berikut koordinasi antar wilayah. Hal itu menurutnya penting, mengingat luas wilayah Klaten dan sebaran anggota relawan dan Potensi SAR.